Awal tahun 1980-an Jakarta digegerkan dengan banyaknya temuan mayat dalam karung mengambang di sungai. Anehnya lagi, mayat-mayat tersebut sebagian tubuhnya dihiasi oleh tato.
Media massa yang terbit pada masa itu hampir seluruhnya menampilkan penemuan mayat-mayat bertato dengan dada atau kepala berlubang ditembus peluru.
Dalam sehari, di berbagai kota besar di Pulau Jawa, ada mayat ditemukan dalam keadaan tangan terikat atau dimasukkan ke dalam karung yang digeletakkan begitu saja di emperan toko, bantaran kali, dan di semak-semak .
Sontak preman pada masa itu menghilang bak ditelan bumi, mereka takut dijadikan sasaran oleh penembak misterius (petrus). Belum ada angka yang pasti mengenai korban tewas dari penebak misterius tersebut.
Komite untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) meyakini ratusan menjadi korban operasi pemberantasan kejahatan atau yang dikenal operasi penembakan misterius (petrus) periode 1983-1985.
“Petrus metode Soeharto untuk menghabisi kriminal di berbagai tempat, mereka dianggap maling, perampok dan lainnya,” kata aktivis Kontras, Ali Nursahid kepada okezone, Kamis (9/6/2011).
Dalam operasi tersebut menurutnya Soeharto pada masa itu menggunakan extra judicial killing atau bentuk penghukuman seseorang tanpa proses pengadilan.
“Banyak yang menjadi korban dari Solo, ada juga dari Jakarta, Yogjakarta dan lainnya,” ujarnya.
Saat ini menurut Ali, Kontras sudah membentuk tim yang proses akhirnya diserahkan kepada Komnas HAM.
Selain korban Petrus, Kontras saat ini masih terus mengawal kasus peristiwa penghilangan orang secara paksa pada tahun 1997-1998.
Kamis, 09 Juni 2011
Sejarah Kelam Pak Harto
Diposting oleh Poetri Pelangi di 20.11Label: artikel, Headnews today
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar